Bonjour à tous! Halo semuanya! *Sebenarnya sih ceritanya pengin nulis full dalam bahasa Prancis, tapi malu ah. Masih pas mal, belum jago-jago amat. Hehehe :) *
Rétrospective sur votre année 2013
Judul di atas itu kira-kira terjemahan terjun bebasnya adalah "Kilas Balik Tahun 2013". Ceritanya mungkin seperti Kilas Balik 2011 cuma mungkin akan sedikit berbeda yah. Ada bagian sedihnya, lucunya, dan cerianya. Tergantung sama momennya aja. :)
Dan ternyata setelah dilihat, gue udah nggak posting tulisan selama setahun! Wow! Huft, emang tahun 2013 gue kurang produktif menelurkan tulisan. Draft novel juga banyak terbengkalai kayak anai-anai.
Well, mungkin tulisan ini akan sedikit nyangkut sama tahun 2012 karena berkaitan dengan salah satu cerita kilas balik gue tahun 2013. Udah nggak sabar bacanya? On-y va!
EN JANVIER 2013
Bulan pembuka tahun 2013 yang kurang menyenangkan. Pourquoi?
- Hari Sabtu, 5 Januari 2013 adalah hari terakhir gue bisa melihat, mendengar, dan merasakan kehadiran nyokap gue. Tuhan YME terlalu sayang sama nyokap dan memanggil Beliau pulang ke haribaanNya pada hari Minggu, 6 Januari 2013 sekitar pukul 00.30 tengah malam. Gue salah satu orang yang mengantarkan Beliau ke rumah sakit terdekat dari rumah (saat itu dalam mobil ada gue, kakak ipar gue, dan mamanya Samuel). Walaupun dibesarkan nyokap menjadi sosok gadis yang kuat dan tahan banting, gue tetap merasa shock, sedih, terluka, dan putus asa saat tahu satu-satunya orang tua yang gue miliki telah tiada. Tentu saja. Gue cuma manusia biasa kayak kalian, brur.
- Setelah dokter mengeluarkan statement bahwa nyokap udah nggak ada, gue sama mama Sam menunggui jenazah nyokap di rumah sakit sementara kakak ipar gue mencari ambulans/mobil jenazah untuk membawa jenazah nyokap ke Cianjur, ke peristirahatan abadinya. Cukup lama gue berada di situ. Menangisi segalanya. Menangisi kebodohan gue, menangisi keegoisan gue, menangisi kenangan gue bersama nyokap, menangisi imipian-impian kami yang belum tercapai, dan menangisi segala hal yang selama ini terkunci dalam hati gue. Tumpah ruah. Histeris. Mama Sam berusaha menenangkan gue. Beliau mengingatkan gue untuk menyeru Tuhan sesuai kepercayaan gue. Beliau mendoakan nyokap gue dengan caranya sendiri dan gue membaca segala doa plus memohon keajaiban agar nyokap bisa kembali lagi bersama gue. Jujur saat itu gue seperti merasakan kehadiran nyokap, berdiri menatap gue di seberang kursi sambil berusaha menenangkan gue. Iba namun tidak dapat melakukan apa-apa karena kita sudah berbeda dunia. Gue menyadarinya.
- Lalu di tengah kehisterisan gue itu, gue teringat akan mimpi gue pada satu malam di bulan Desember 2012, tiga puluh hari sebelum kepergian nyokap gue. Mimpi yang akan terus tersimpan dalam memori otak gue dan gue percayai bahwa nyokap sendirilah yang memberitahukannya pada gue lewat mimpi itu. Gue nggak bakalan pernah bisa melupakannya sampai kapanpun.
-- Gue dan nyokap berada dalam sebuah tempat yang indah yang begitu bising dan sibuk. Entahlah itu di mana, karena sangat bukan menggambarkan tempat di Indonesia, gue asumsikan di salah satu sudut kota di Eropa. Mungkin Paris. Lalu kami berjalan kaki di tempat itu. Nyokap kemudian berhenti di depan bench dari batu dan duduk di situ. Beliau tersenyum tapi terlihat lelah, seraya berkata, "Kalau waktu Ibu tinggal tiga puluh hari lagi gimana? Dede mau ngapain?". Gue tersentak kaget, tapi masih bisa tersenyum kalem dan gue bilang, "Ibu bercanda, kan? Nggak mungkinlah Ibu pergi secepat itu! Ibu bakalan terus bersamaku!". Nyokap menggelengkan kepalanya, membuat gue jadi panik saat bilang, "Kamu yang kuat dan yang sabar ya!". Gue menatap wajah nyokap dan gue tambah khawatir. Yang gue lakukan selanjutnya adalah memeluk kaki nyokap, menangis di kaki Beliau, memohon agar Beliau terus mendampingi langkah gue di dunia.
-- Gue kemudian terbangun dari mimpi itu dalam kondisi seluruh tubuh gue banjir keringat dan air mata membasahi pipi gue. Gue takut bahwa mimpi ini akan menjadi kenyataan! Gue sangat takut! Gue mencoba untuk melupakan mimpi buruk itu selama berhari-hari, tetapi selalu muncul dalam pikiran gue! Sh*t! Gue nggak bisa tidur dengan baik untuk beberapa malam. Gue takut mimpi buruk itu akan menghantui gue lagi.
-- Gue segera balik ke Bogor setelah hari terakhir UAS. Gue ngerasa selalu ingin nemenin nyokap setelah mimpi buruk itu. Gue jadi takut tidak punya cukup waktu dengan nyokap. Tapi ketakutan gue berkurang ketika gue melihat bahwa nyokap baik-baik saja. Apalagi dengan kejadian penuh kebahagiaan setelah gue balik ke Bogor. Gue jadi melupakan mimpi itu.
-- Misalnya, tanggal 22 Desember 2012 yang merupakan hari ulang tahun nyokap ke-60. Teteh, kakak ipar, keponakan gue, dan gue sendiri menyiapkan kejutan kecil untuk nyokap. Pada tengah harinya, kami memesan meja untuk makan malam di restoran Hotel Novotel Bogor dan meminta live music untuk menyanyikan "Selamat Ulang Tahun" kepada nyokap di tengah-tengah acara makan malam nanti. Malamnya kami semua bersama nyokap pergi ke tempat yang sudah dipesan tadi. Kejutan yang kami buat berhasil!
-- Pas acara makan malam itu, nyokap bilang kalo Beliau pengin merayakan malam tahun baru 2013 di Cianjur bersama kami, tapi kami menolaknya karena teteh gue dan keluarga kecilnya harus pergi ke Yogyakarta untuk Tahlilan ayah mertuanya. Di situ nyokap keliatan sedikit kecewa, tapi nyokap tetap tersenyum chareuleuse dan bilang, "oke, nggak masalah".
Ibu et moi :) |
-- Akhirnya pas Natal, nyokap memutuskan untuk menghabiskan seminggu liburan di rumah tante gue di Bandung, bareng gue. Pada hari kedua di sana, nyokap ngasih kejutan buat gue dan sepupu -sepupu di sana! Tiket Transtudio Bandung! Kami berterima kasih dan berkata "Oops, ini baru namanya liburan!". Gue ngajak nyokap untuk pergi bersama kami, tetapi nyokap nolak. Beliau lebih suka menghabiskan waktu di rumah bareng tante daripada pergi ke obyek wisata seperti Transtudio. Elle est toujours comme ça!
-- Tanggal 31 Desember 2012, subuh, kami dijemput pulang teteh dan keluarga kecilnya. Kakak ipar gue yang mengemudikan Avanza hitamnya, mengambil jalan pulang lewat jalur Puncak. Kami kemudian sarapan di restoran "Melrimba Garden" dekat Puncak Pass. Gedung "Melrimba Garden" dulunya merupakan bekas kantor nyokap pas masih muda. Kami melakukan tur "Melrimba Garden" dengan mas-mas pramusaji yang ramah. Nyokap tampak bahagia, senang, dan gembira. Dari tatapannya mengingat masa lalu, gue yakin Beliau memiliki banyak kenangan indah di sini.
-- Gue nggak pernah bisa membayangkan dan menyangka bahwa kebahagiaan bisa berubah menjadi kesedihan dalam waktu seminggu saja. Tanggal 5 Januari 2013, adalah hari terakhir bagi kami. Gue merasakan hal yang tak dapat dijelaskan sekitar pukul 23.30 WIB ketika nyokap memberitahu gue bahwa dadanya sakit. Nyokap pingsan dalam pelukan gue! Gue panik dan nangis, lalu kami membawa nyokap ke rumah sakit segera. Dokter dan suster berupaya keras untuk menyelamatkan nyokap, tapi 6 Januari 2013 pukul 00.30 tengah malam, dokter memberitahu kami bahwa nyokap telah tiada.
- Setelah teringat akan mimpi gue dan kejadian indah yang mengiringi kepergian nyokap, gue kemudian menangis dalam diam. Dalam tangis itu gue berterima kasih sama nyokap. Nyokap terlalu baik sama gue sampe-sampe Beliau memberitahu gue mengenai masa depan ini melalui mimpi, tapi sampai sekarang gue pikir gue belum siap menerima semua ini. Masih suka denial gitu. Tapi seiring berjalannya waktu, gue membulatkan tekad untuk nggak menangis dan terus-terusan terpuruk karena hal ini. Gue berjanji dalam hati akan menjadi yang nyokap pesankan pada gue, menjadi seorang gadis yang kuat dan sabar dalam menghadapi takdir. Dors bien, maman! Je t’aimerai toujours! Tidur yang nyenyak, Bu! Aku akan selalu mencintaimu!
P.S.
Nadia Vega et moi :"))) |
Nadia Vega et ma niece :D |
Nadia Vega, my nieces, and my maid & her son |
Yang membuat gue terharu adalah saat tiga harian tahlil nyokap gue, seseorang lain yang spesial di hati gue datang melayat. Ya, Nadia Vega dan Mama melayat ke rumah sederhana gue! Merci beaucoup Teh Nana et Mama!
EN FEVRIER-MARS 2013
Bulan Februari nggak ada cerita yang terlalu spesial. Awal semester baru. Kesibukan baru. Masih suka nangis-nangis. Mungkin yang bikin agak tidak biasanya adalah... gue sekeluarga tanggal 2 Maret diundang oleh Sandrina untuk nonton perform dia secara LIVE di TransTV karena sepupu gue yang paling gede itu temen deket satu tempat les nari sama dia!
EN MARS 2013
Mulai nemenin Teh Nadia syuting (dan gue masih minta foto-foto bareng -,-). Awal mula dekat sama Mama. I love you, Ma... :)
Syuting di Ciganjur 21 Maret & 23-24 Maret. Dengan segala dinamikanya.
EN AVRIL 2013
Mulai dibolehin nyetir mobil kesana-kemari. Pas di awal bulan gue, teteh gue, dan para keponakan gue ketemu (lagi) Teh Nadia dan Mama dengan nggak sengaja di Botani Square. Beberapa hari sebelum Teh Nadia memutuskan stay di Singapura. :)
Nemenin Mama beberes di rumah seminggu sekali, tiap hari Jumat setelah kuliah beres. Yang sebenernya kerjaan gue ngerecokin sih. Hehe :)
Terus di akhir bulan ada momen pertama kalinya gue nonton pementasan teater, saudara-saudara! Judul pementasannya Les Miserables. Karena buat tugas jadinya gue rela ampe tengah malem di Jakarta bolak-balik naik kereta! Pulangnya ditemenin Gerard J. Kawun yang sekarang udah jadi anak FHUI2013. Makasih ya, Ger!
EN MAI 2013
Tanggal 9 Mei nemenin Teh Nadia syuting lagi. Yeay! Nggak sengaja sih, soalnya awalnya cuma pengin tau aja lokasinya dimana. Eh, kebablasan nunggunya! Mana gue nggak mandi, mau nggak mau Teh Nadia pernah mencium bau ketek jambu gue ini dah! Lokasinya horor, di bekas bioskop di Jakarta Barat!
Seminggu setelah nemenin syuting, keponakan gue masuk RS. DBD again. Sebagai Tante-Tante yang baik, gue gantian jaga sama Teteh gue. Kerjaan gue sih makan makanan buat yang jagain pasien (compliment kelas VVIP RS Hermina Bogor).
Tanggal 17 Mei, gue nonton Film "Masih Adakah Cinta Kita". Film-nya Teh Nadia. Suasana Bioskop kayak gue yang nyewa. Nyaris gue doang yang nonton. :"|
Kalo setahun yang lalu gue diajakin nonton Premiere-nya, sekarang gue nontonnya sendirian ajah. :)
Tanggal 19 Mei, gue dan Adhevega nonton Teh Nadia perform Live DJ & Live PA di Plasa Semanggi. Sebagai NadiaVegaHolic kita kompak pake baju Nadia Vega gitu. Btw Teh Nadia jadi bintang tamu acaranya Aneka Yess! Ada Kristian Adelmund dateng nonton. Gile, jangkung banget tuh orang! Makan tiang listrik kali ya waktu kecil. -___-"
Di akhir bulan, buku #DearPapa yang udah pernah terbit secara indie tahun 2011, akhirnya diterbitin ulang tapi karyanya disaring lagi. Tulisan gue terpilih jadi salah satu yang diterbitin, bolehlah kita nampang dikit-dikit. Lol!
Syuting di Ciganjur 21 Maret & 23-24 Maret. Dengan segala dinamikanya.
Disetirin Mama, nyari cemilan siang-siang (21/3) |
Malem-malem masih minta foto bareng (21/3) |
Dititipi iPhone5 si Teteh selama syuting (23-24/3) |
EN AVRIL 2013
Mulai dibolehin nyetir mobil kesana-kemari. Pas di awal bulan gue, teteh gue, dan para keponakan gue ketemu (lagi) Teh Nadia dan Mama dengan nggak sengaja di Botani Square. Beberapa hari sebelum Teh Nadia memutuskan stay di Singapura. :)
Nemenin Mama beberes di rumah seminggu sekali, tiap hari Jumat setelah kuliah beres. Yang sebenernya kerjaan gue ngerecokin sih. Hehe :)
Mau ganti cat (itu pintu ke kamarnya Teh Nadia loh :p) |
Foto sama Bella, adik Teh Nadia |
Gelang dari Mama (jangan fokus liat tangan gue yang gede itu, plis) |
Terus di akhir bulan ada momen pertama kalinya gue nonton pementasan teater, saudara-saudara! Judul pementasannya Les Miserables. Karena buat tugas jadinya gue rela ampe tengah malem di Jakarta bolak-balik naik kereta! Pulangnya ditemenin Gerard J. Kawun yang sekarang udah jadi anak FHUI2013. Makasih ya, Ger!
EN MAI 2013
Tanggal 9 Mei nemenin Teh Nadia syuting lagi. Yeay! Nggak sengaja sih, soalnya awalnya cuma pengin tau aja lokasinya dimana. Eh, kebablasan nunggunya! Mana gue nggak mandi, mau nggak mau Teh Nadia pernah mencium bau ketek jambu gue ini dah! Lokasinya horor, di bekas bioskop di Jakarta Barat!
Ada yang kecapean nih, kasian banget :( |
Seminggu setelah nemenin syuting, keponakan gue masuk RS. DBD again. Sebagai Tante-Tante yang baik, gue gantian jaga sama Teteh gue. Kerjaan gue sih makan makanan buat yang jagain pasien (compliment kelas VVIP RS Hermina Bogor).
Karena foto kaki gajah ini, Teh Nadia dan Mama sempet nyangkain gue yang masuk RS |
Ketemu bocah-bocah yang mau jengukin ponakan gue di abang-abang Lunpia Basah SMPN 12 Bogor |
Tanggal 17 Mei, gue nonton Film "Masih Adakah Cinta Kita". Film-nya Teh Nadia. Suasana Bioskop kayak gue yang nyewa. Nyaris gue doang yang nonton. :"|
Kalo setahun yang lalu gue diajakin nonton Premiere-nya, sekarang gue nontonnya sendirian ajah. :)
Forever Alone :") |
Tanggal 19 Mei, gue dan Adhevega nonton Teh Nadia perform Live DJ & Live PA di Plasa Semanggi. Sebagai NadiaVegaHolic kita kompak pake baju Nadia Vega gitu. Btw Teh Nadia jadi bintang tamu acaranya Aneka Yess! Ada Kristian Adelmund dateng nonton. Gile, jangkung banget tuh orang! Makan tiang listrik kali ya waktu kecil. -___-"
Suka banget sama foto ini! (diambil candid) |
Di akhir bulan, buku #DearPapa yang udah pernah terbit secara indie tahun 2011, akhirnya diterbitin ulang tapi karyanya disaring lagi. Tulisan gue terpilih jadi salah satu yang diterbitin, bolehlah kita nampang dikit-dikit. Lol!
Andai Ibu masih ada, pasti deh Beliau ngeborong bukunya! *ge er* |
EN JUIN 2013
Bonjour mes vacances!
Tanggal 1 Juni, gue nungguin Teh Nadia lagi di lokasi syuting. Kali ini lokasinya di sekolah dasar di daerah Lenteng Agung gitu, persisnya di Jl. JOE.
Teh Nadia ngambil foto ini diem-diem :) |
Tanggal 4 Juni, gue dan Adhe diajakin Teh Nadia dan Mama ke acaranya Papa di Gedung Kesenian Kab. Bogor. Wah, tanggal ini tuh hari ulang tahun Papa loh! *baru tahu*
Yang berkacamata bikin jantung berdebar nggak karuan |
Aduh yang berkacamata kasep pisan! |
Halo, Pa :) |
Teh Nana-nya blur |
Tanggal 11 Juni reunian sama salah satu anggota geng pas SMA yang susah banget dihubungi. Seperti biasa, makan-makan!
Tersangkanya yang pake kacamata :p |
Tanggal 23 Juni liburan sebentar ke Cianjur, sambil nengokin Ibu :)
BERSAMBUNG ...
No comments:
Post a Comment