Sunday, May 20, 2012

Me and Nadia Vega The Untold Story (Part 2)

Well, setelah kemarin ngepost part 1 sekarang gue mau lanjut ke part 2. Teh Nadia juga bilang “Can’t wait for next one” di BBM. Jadi makin semangat. Hehehe… Baiklah, mari kita ngubek-ngubek pikiran dan memutar semua memori masa lampau…

Yup, gue semenjak awal mulai mengenal Nadia Vega gue langsung jatuh cinta gitu deh… Nggak bisa ditahan-tahan. Bahkan buat beberapa temen SD yang kenal sama gue, gue itu dianggap nge-freak banget sama Teh Nadia. Idola gue bangetlah Nadia Vega itu! Intinya apapun yang berbau Nadia Vega pasti gue tonton, dengar, baca, dan gue simak dengan baik.

Inget banget, dalam masa-masa gue ngidolain Nadia Vega pas awal-awal gue sempat dapat ‘tentangan’ gitu dari keluarga. Mereka berpikir gue agak sedikit ‘menyimpang’ karena ngidolain seorang perempuan. Tapi gue nggak peduli. Mereka nggak ngerti sama gue karena mereka sibuk di kantor (baik nyokap, teteh gue, dan si mas). Mereka nggak ngerti gimana rasanya ‘sendirian’ di rumah, sehari-hari tinggal di rumah sama asisten rumah tangga (yang jumlahnya sampe 3!), dan rasanya punya badan yang beda dari yang lain. Oya, alasan gue tomboy itu karena gue gendut. Sebenarnya kadang ada rasa pengin punya baju-baju cewek, tapi sayang ukuran baju berkata lain. Nothing’s fit to me. Dan ada alasan lain di balik gue tomboy, gue pengin melindungi nyokap gue… yang walaupun terlihat seperti baja di luarnya, di dalamnya sebenarnya rapuh. Seperti gue. *alah ini kenapa jadi curhat? OOT abis!*

Cuuusss…


Mungkin nggak banyak yang tahu (dan punya) lagu-lagu Nadia Vega di album Don’t Ask. Waktu itu gue juga sebenarnya agak kaget kalo ternyata Nadia Vega itu penyanyi. Gue juga nggak sengaja nemuin album si Teh Nadia di toko kaset. Waktu itu kasetnya sisa dua gitu di DiscTarra Yogya Plasa Bogor Indah. Hare gene pake kaset?! Maklum, gue hidup di zaman yang berbeda sama anak-anak sekarang. Zaman gue kecil dulu jarang banget ada CD ataupun mp3. I’m an oldschool.

Jadi, Album Don't Ask-nya Nadia Vega dirilis sekitar tahun 2005. Waktu itu gue masih SD kelas 6. Album Don't Ask Nadia Vega berisi lagu-lagu patah hati yang jleb banget. Album Don't Ask Nadia Vega ini berisi 10 lagu, 4 diantaranya berbahasa Inggris. Judulnya : (Side A) Akupun Bisa, Limbo, Aku, Kau dan Dia, *lupa*, She; (Side B) *lupa*,  *lupa*, *lupa*, Kelu, Get Lost.

Sedikit banyak gue belajar Bhs. Inggris ya dari Nadia Vega.  Waktu Album Don't Ask dirilis, gue baru awal-awal ngidolain Nadia Vega dan baru tahu kalo White Angel jago nyanyi dan suaranya bagus! Album Don't Ask ngebikin gue makin respect dan salut sm Nadia Vega. Menurut gue White Angel nggak aji mumpung kok, emang suaranya beneran bagus! Lagu yang gue suka di Album Don't Ask Nadia Vega itu : Akupun Bisa, She, Get Lost, Kelu, Limbo, Aku Kau dan Dia... Semuanya! Hahaha… Btw seinget gue sih, Album Don't Ask itu keluar setelah Nadia Vega putus sama....... *kemudian hening* *no signal*. Yang mantan lawan mainnya di sinetron Cinta Terbagi Lima itu loooh. *kode*. Waktu masih jadian, si mantan ngasih kado anjing gitu ke Teh Nadia, dinamain Raga. Singkatan dari Ra*****d-Vega. (Nggak boleh nyebut merk). Hohoho

Eh, ternyata sebelum Album Don't Ask, tahun 2003 Nadia Vega ngeluarin album juga, namanya Arti Persahabatan. Pas gue mau beli, udah nggak ada dimana2. Hiks-hiks…
Jadilah hari-hari gue selalu ditemani oleh lagu-lagu yang dinyanyikan Nadia Vega. Sampai sekarang kasetnya masih ada loh di mobil gue. Tapi sayang sekarang kasetnya udah agak ngagaleong gitu deh…

Lanjut…

Di tahun 2005, Teh Nadia lulus dari SMA Bina Insani Bogor. Ia melanjutkan studi program diplomanya dalam bidang graphic design (ps : CMIIW) di LaSalle College International Indonesia, Jakarta. Oya, selama di kampus ini Teh Nadia punya semacam genk gitu deh. Ada sebelas apa ya anggotanya? Aduh, udah agak lupa. Banyak banget soalnya. Teh Nadia and the genk nih kalo udah ada kelas fotografi (ps : CMIIW) yang mengharuskan mereka keluar kampus pasti aja sering nggak pada balik lagi ke kampusnya. Entah ada yang laper, emang males balik ke kampus, atau alasan lainnya. Pokoknya satu bolos, semua bolos! Satu laper, semua ikut makan! Satu mager, yo weslah mager kabeh! Sampe pernah dosennya marah apa bete gitu. Nah, kena kan! Teh Nadia Vega and the genk minta maaf sama dosennya dan janji nggak bakal gitu lagi. Beneran nih nggak bolos-bolos lagi? Pssst… yang kayak begininya jangan ditiru sama teman-teman ya. Hihihi…

Semenjak sinetron Inikah Rasanya dan Cinta Terbagi Lima tamat, Teh Nadia banyak bermain dalam FTV. Kalo gue ditanya judulnya apa aja… judulnya banyak banget! Gue aja nggak hapal! Mungkin total ada 30 judul antara tahun 2005 – sekarang. Nah, tahun 2005 sampai 2008 adalah masa paling produktif Teteh bermain dalam FTV. Diantara tahun itu mungkin, ya, dua minggu sekali-lah Teh Nadia muncul di FTV. Semacam sekarang ada Atiqah Hasiholan dan Prisia Nasution yang sering muncul di FTV.

Sayangnya walaupun sering menonton Teh Nadia Vega di layar kaca, gue belum pernah bertemu dengannya. Tiga tahun penantian masih belum terbayarkan. Belum ada hasil apa-apa. Jangan tanya gimana keluarga gue ngeliat gue yang sampai tiga tahun masih belum merealisasikan apa yang gue niatkan. Bahkan mereka sempat menyuruh gue untuk berhenti mengidolakan Teh Nadia! Hanya buang-buang waktu kata mereka.

030307

Sebenarnya bukan tidak ada kesempatan gue untuk bertemu dengan Nadia Vega. Waktu itu sempat beberapa kali ada jumpa fans di Bandung. Gue mengutarakan keinginan gue itu ke nyokap. Namun Ibu selalu melarang gue pergi ke acara jumpa fans. Terlalu crowded katanya. Ditambah alasan takut copet, takut pingsan, takut gue yang masih kecil ini bete di tengah acara, sampai alasan ajaib lainnya yang mendengarnya aja gue udah malas duluan. Tapi sebagai anak yang baik (*cough*), gue tetap mendengarkan dan menuruti kata-kata nyokap. Dan hanya bisa terus berharap dalam hati agar bisa bertemu Nadia suatu hari nanti.

Lain lagi saat Nadia Vega sekeluarga dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Bogor. Kejadiannya bulan Februari 2007. Sekitar dua minggu sebelum launching film Leak. Sempat saat itu gue mau ngejenguk Teh Nadia. Nekat gitu ceritanya. Namun dasar emang belum rezekinya. Waktu gue telpon rumah sakit itu, ternyata Nadia Vega udah pulang dua hari sebelumnya. Damn! Gagal lagi deh…

Walau begitu, gue tetap ber-positive thinking sama Yang Maha Kuasa. Gue merasa DIA selalu baik sama gue. DIA hampir selalu mendengar setiap keinginan gue. Ya, sayangnya tidak dalam kasus ingin bertemu Nadia Vega. Mungkin DIA menganggap gue masih terlalu kecil untuk bisa dekat dengan idola gue itu. Gue tetap berdoa dan berikhtiar. Semoga yang terbaik yang diberikan oleh-NYA.

Dan ternyata Yang Maha Kuasa akhirnya mau mengabulkan keinginan gue. Akhirnya! Alhamdulillah!

Ketika itu gue sudah duduk di bangku kelas 7 SMP. Tanggal 03 Maret 2007. Seorang teman gue tiba-tiba menelpon jam setengah dua siang. Saat itu dia lagi main sama ortunya di Botani Square dan bilang bakalan ada acara Premier Film Leak sekitar pukul 3 sore. Gue tersentak. Ya ampun, sekarang udah jam setengah dua siang?! Gimana bisa ke sana? Belum mandi pula dan pasti nggak bakalan diizinin sama nyokap! Aaaahhhh…

Otak gue berpikir keras. Hati gue seolah berkata bahwa saat itu juga gue harus datang ke sana! Jantung gue berdetaknya jadi nggak karuan! Cenat-cenut! Ah!

Dengan segenap keberanian yang muncul tiba-tiba, gue datang menghampiri Ibu. Meminta izinnya. Pertanyaan sulit dilontarkan oleh Ibu. “Mau ke sana sama siapa? Emang Ibu mau anter kamu? Ibu capek.” Jleb.

Tapi entah dapat kekuatan dari mana, secepat kilat mulut gue ini menjawab, “Aryo.” Dia tetangga gue sejak kecil. Sahabat cowok gue.

Ibu memandangi gue sejenak. Antara ngasih dan tidak. Lalu menyuruh gue memanggil Aryo untuk mengantarkan gue ke Botani Square. Alhamdulilah!

Fyi, kebetulan Mamanya Aryo ini event organizer dan eksis banget. Jadi kebawa deh anaknya ikutan gaul dan berani kayak emaknya. Nggak kayak gue yang pemalu. *finger crossed*

Dan penuh semangat membara gue naiki angkot-angkot sesuai rute ke Botani Square. Semangat gue nyaris padam saat kemacetan membelenggu jalanan di depan gue. Namun Aryo tetap menyemangati gue hingga akhirnya kami tiba di Botani Square. Telat. Acara sudah berjalan sekitar lima menit. Sial!

Gue dan Aryo merangsek maju ke dekat panggung. Gue mendengar ocehan Olga Syahputra (yang saat itu masih memulai kariernya sebagai host) dan seorang perempuan (itu loh yang anggota lenong bocah, lupa namanya) yang menjadi MC waktu itu. Sesekali suara tawa penonton terdengar menggelegar menimpali lawakan dari Olga yang offensive.

Gue masa bodoh dengan MC satu itu. Wajah gue langsung mesem-mesem saat melihat dara cantik yang duduk berdua dengan cowok kribo, ehm, Aldiansyah Taher. Dalam tiga tahun terakhir, ia telah melalui banyak cerita dengan si kribo itu. Si tomboy itu juga telah bermetamorfosis menjadi seorang gadis cantik yang cukup feminine.

Mata ini tak bisa lepas darinya. Ia nyata di hadapan gue. Sesekali ia melambaikan tangannya ke arah penonton. Menyapa kami di bawah. Dan di situlah gue menemukan ketulusan hatinya hadir di situ. Membuat gue semakin jatuh cinta pada Nadia Vega.

Ketika sesi tanya-jawab dibuka, ada keraguan dalam hati. Antara mau nanya sama nggak. Thanks to Aryo. Dia lagi-lagi memberikan support­-nya. Gue akhirnya mengangkat tangan. Olga akhirnya menunjukku setelah Aryo berkali-kali memanggil nama MC itu.

Degup jantung gue udah nggak berima. Mungkin mesin EKG-pun takkan bisa mencetaknya. Eh, apa yang harus gue tanyain ya?

Karena Leak adalah film horror dan gue seneng baca majalah MISTERI, jadi yang gue tanyakan adalah masalah ‘kecelakaan’ yang berbau hal mistis. Ternyata setelah syuting film
tersebut Nadia sempat ‘diikuti’ sesuatu hingga ke Bogor. Gue jadi merinding mendengarnya.

Saat menjawab pertanyaan, ada kemesraan yang ditunjukkan cowok kribo itu dengan Nadia. Tapi di mat ague terasa agak aneh sih. Entahlah. Forget it.

Akhirnya gue mengambil celah untuk minta foto bareng dengan mereka. Setelah bercipika-cipiki, gue keluarkan ponsel dan meminta si MC cewek untuk memotret kami. Sepertinya gue terlihat alay di mata Nadia Vega, kribo, MC, dan penonton saat itu. Tapiii kapan lagi gue bisa melakukannya, brooo?

Dan itulah pertemuan pertamaku. Dengan Icha. Dengan Mini. Dengan Cantika. Dengan Nadia Vega.

Selesai…

Belum woooy!

Setelah bertanya dan foto bareng, gue turun dari panggung. Dengan perasaan bahagia yang membuncah, gue lakukan sujud syukur tepat di bawah panggung. Keriuhan suara penonton menyadarkan gue. Ya Tuhan, APA YANG BARUSAN AKU LAKUKAN?!

Ah, bodo amat!!!

Kalo nggak gitu kan nggak akan pernah masuk koran harian Radar Bogor dengan nama Tommy! Hahaha… Wooy, nama gue Saumi, bukan Tommy! (-___-”)

Hahaha…

*gue sempat minta tanda tangan Teh Nadia di binder gue yang isinya penuh klipingan mengenai dia. Semoga Teh Nadia masih ingat yaaa…*

(to be continue)

No comments:

Post a Comment